Materi adalah unsur material yang mendasari
semesta teramati
dan, bersama-sama dengan energi, membentuk dasar dari semua fenomena yang
objektif.
Materi terdiri atas dasar partikel unsur/butir, lepton dan elektron yang dikenal
sebagai (kelas partikel dasar yang mencakup
elektron).
Isaac
Newton merumuskan tiga hukum gerak materi dalam
merespon perubahan dari keadaan diam ke posisi bergerak.
Massa dari sebuah benda merupakan ukuran penolakan terhadap perubahan. Sebagai
contoh, lebih sulit untuk mengatur gerakan
kapal laut daripada
mendorong sepeda. Hal lain yang
berpengaruh adalah massa gravitasional, dimana alam semesta (bumi) bertindak
untuk menarik benda ke pusat bumi,
seperti yang pertama kali dikemukakan oleh Newton dan kemudian disempurnakan
menjadi bentuk konseptual baru oleh Albert Einstein.
Zat tersusun atas partikel-partikel yang sangat
kecil. Partikel-partikel itu yang dinamakan molekul. Mengapa zat mempunyai
bentuk tetap? Mengapa zat cair mempunyai bentuk yang berubah-ubah sesuai
dengan wadahnya? Bagaimana bentuk zat gas? Untuk lebih jelasnya
ikuti penjelasan berikut ini.
1. Partikel Zat dapat Bergerak
Ternyata saat minyak wangi belum disemprotkan kamu
tidak akan mencium aroma minyak wangi itu. Tetapi setelah disemprotkan
kamu dapat mencium aroma minyak wangi itu. Hal ini membuktikan
sekaligus menunjukkan bahwa zat gas memiliki jarak antarpartikel lebih
jauh dan bergerak bebas.
2. Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud
Zat
a. zat padat
Susunan
Partikel Zat Padat
Zat padat mempunyai sifat bentuk dan volumenya
tetap. Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat padat
saling berdekatan, tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antar
partikel sangat kuat. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat
padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.
b. zat cair
Susunan
Partikel Zat Cair
Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan
volumenya tetap. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel
pada zat cair berdekatan tetapi renggang, tersusun teratur, gaya tarik
antar partikel agak lemah. Volumenya tetap dikarenakan partikel
pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat
meninggalkan kelompoknya.
c. zat gas
Susunan
Partikel Zat Gas
Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan
volume berubah-ubah. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan
partikel-partikel pada zat gas berjauhan, tersusun tidak teratur, gaya
tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-ubah
dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas
meninggalkan kelompoknya.
Diagram Fase Zat
Diagram fase atau
biasa disebut juga diagram P-T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara
suhu (T) dan tekanan (P) dengan fase zat (padat, cair, gas). Diagram fase
menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil.
- Garis beku
Garis yang berwarna hijau merupakan garis proses pembekuan / pencairan.
Pada garis tersebut zat cair berubah menjadi zat padat ataupun sebaliknya.
- Garis uap
Garis yang berwarna biru merupakan garis proses penguapan air. Pada garis
ini, air dinyatakan merubah bentuk wujudnya menjadi uap (gas).
- Garis sublimasi
Garis yang berwana merah merupakan garis sublimasi. Garis sublimasi adalah
transisi fase pada gas. Setiap titik pada garis sublimasi menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya
menyublim.
- Titik triple
Titik triple merupakan perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan
garis sublimasi. Pada titik triple, ketiga bentuk fase (padat,cair, dan gas) berada
dalam kesetimbangan.
- Titik kritis
Titik kritis merupakan keadaan di mana fase cairan dan uap sudah tidak
dapat dibedakan.
- Fluida superkritis
Fluida superkritis merupakan keadaan di mana pada temperatur dan tekanan
yang sangat tinggi, fase cair dan gas menjadi tidak dapat dibedakan.
Perubahan wujud suatu zat
Saat zat
padat dipanaskan, mengakibatkan partikel-partikel zat padat bergerak lebih
cepat dan gaya tarik antarpartikel menjadi lemah. Akibatnya
partikel-partikel dapat berpindah tempat menyebabkan wujud zat berubah
dari padat menjadi cair. Bila zat cair dipanaskan, mengakibat-kan
partikel-partikel zat cair bergerak cepat dan gaya tarik antarpartikel
menjadi lemah. Akibat-nya partikel-partikel
dapat berpindah tempat menyebabkan wujud zat berubah dari cair menjadi
gas.
Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam
peristiwa sebagai berikut.
a. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi
panas.
b. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi
cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
c. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas.
Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
d. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
e. Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas.
Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
f. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
KOHESI DAN ADHESI
Konsep: Kohesi adalah gaya tarik menarik antar
partikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang
tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair dalam tabung
disebut meniskus.
Teteskan air raksa di atas permukaan kaca,
bagaimana bentuk raksa itu? Ternyata setetes air raksa itu berbentuk bola
dan tidak membasahi permukaan kaca. Mengapa dapat terjadi? Karena kohesi
air raksa lebih besar daripada adhesi air raksa dengan permukaan kaca.
Teteskan air di atas permukaan kaca, bagaimana bentuk air itu? Ternyata
setetes air itu menyebar dan membasahi permukaan kaca. Mengapa dapat
terjadi? Karena kohesi air lebih kecil daripada adhesi air dengan
permukaan kaca.
D. Kapilaritas
Gaya kohesi dan gaya adhesi berpengaruh pada gejala
kapilaritas. Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam
pipa kapiler atau pipa kecil. Sebuah pipa kapiler kaca bila
dicelupkan pada tabung berisi air akan dijumpai air dapat naik ke
dalam pembuluh kaca pipa kapiler, sebaliknya bila pembuluh pipa
kapiler dicelupkan pada tabung berisi air raksa akan dijumpai bahwa
raksa di dalam pembuluh kaca pipa kapiler lebih rendah
permukaannya dibandingkan permukaan raksa dalam tabung. Jadi,
kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun
dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan kohesi.
Sekarang banyak dikembangkan teknologi yang
mendasarkan pada gaya adhesi maupun kohesi. Beberapa tekstil kain
tiruan menghasilkan kain yang kohesif terhadap debu. Jadi, pakaian dari bahan
tersebut tidak mudah kotor. Di lain pihak, banyak ditemukan bahan-bahan
adhesif serbaguna, lem alteco, dan sejenisnya sangat berguna bagi
kehidupan. Bahkan, luka bekas operasi sekarang tidak perlu dijahit
melainkan cukup dilem dengan lem khusus yang adhesif dengan jaringan kulit
dan otot.
Beberapa contoh gejala kapilaritas yang berkaitan
dengan peristiwa alam yaitu:
1. peristiwa naiknya air dari ujung akar ke daun
pada tumbuh-tumbuhan;
2. naiknya minyak tanah pada sumbu kompor;
3. basahnya tembok rumah bagian dalam ketika hujan.
Ketika terkena hujan, tembok bagian luar akan basah,
kemudian merembes ke bagian yang lebih dalam.
D. MASSA JENIS
Untuk menentukan massa jenis suatu zat dapat
dilakukan dengan melakukan membagi massa zat dengan volume zat. Jika massa
jenis zat (baca rho), massa zat m dan volume zat V maka
diperoleh persamaan:
Rumus Massa Jenis
Keterangan:
ρ = massa jenis zat (Kg/m3)
ρ = massa jenis zat (Kg/m3)
m = massa zat (kg)
V = volume zat (m3)
Perbandingan antara massa zat dengan volume zat
disebut massa jenis. Massa jenis menunjukkan kerapatan suatu zat.
Massa Jenis Beberapa Zat
Berikut beberapa hal tentang massa jenis suatu zat.
1. Satuan Massa Jenis
Satuan massa jenis dalam SI adalah kg/m3 yang dapat
pula dikonversikan ke satuan yang lain misalnya g/cm3.
2. Menentukan Massa Jenis Zat Padat
a. Bentuknya teratur
Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur massa
zat dengan menggunakan neraca atau timbangan. Volume zat
dapat dihitung menggunakan rumus berdasarkan bentuknya
misalnya, kubus, balok. Langkah terakhir menentukan massa jenis zat
dengan membagi massa zat dengan volume zat.
b. Bentuknya tidak teratur
Misalnya yang hendak kamu ketahui adalah massa
jenis batu. Langkah yang harus kamu lakukan sebagai berikut :
1) Timbanglah batu dengan menggunakan neraca untuk
mengetahui massa batu. Catat hasil pengukuranmu!
2) Sediakan gelas ukur dan tuangkan air ke dalam
gelas ukur tersebut. Catat volumenya, misal V1 = 50 ml.
3) Masukkan batu yang hendak kamu ketahui volumenya
ke dalam gelas ukur yang berisi air. Catat kenaikan volume
airnya, misalnya V2 = 70 ml.
4) Volume batu = V2 – V1
5) Massa jenis zat merupakan hasil bagi massa zat
dengan volume zat.
3. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat diukur langsung dengan
menggunakan hidrometer. Hidrometer memiliki skala massa jenis dan pemberat
yang dapat mengakibatkan posisi hidrometer vertikal. Cara
mengetahui massa jenis zat cair adalah dengan memasukkan hidrometer ke
dalam zat cair tersebut. Hasil pengukuran dapat diperoleh dengan
acuan semakin dalam hidrometer tercelup, menyatakan massa jenis zat
cair yang diukur semakin kecil.
4. Massa Jenis Zat Berguna untuk Menentukan Jenis
Zat
Pernahkah kamu menjumpai suatu zat yang tidak dapat
disebutkan jenisnya? Kamu dapat menentukan jenis suatu zat dengan
cara mengukur massa zat dan volumenya, selanjutnya mencari massa
jenis zat tersebut dengan cara membagi massa zat dengan volume zat.
Hasil yang diperoleh dikonfirmasikan dalam tabel massa jenis berbagai zat.
5. Manfaat Mengetahui Massa Jenis
Mengapa aluminium digunakan untuk bahan pembuatan
pesawat terbang? Mengapa polystyrene digunakan sebagai bahan
mebeleir? Tahukah kamu alasannya? Aluminium bersifat kuat dan
memiliki massa yang kecil sehingga ringan tidak seperti logam-logam
lainnya misalnya, besi. Polystyrene memiliki massa yang cukup rendah dan
massa jenis rendah. Hal ini mengandung makna polystyrene digunakan sebagai
bahan mebeleir yang menempati ruangan luas tetapi massanya cukup rendah.
Penggunaan Konsep Massa Jenis dalam Kehidupan
Sehari-Hari
1. Kapal Selam
Es memiliki massa jenis lebih kecil dari
air, sehingga es dapat terapung dalam air. Batu tenggelam dalam
air karena memiliki massa jenis lebih besar daripada air.
Ketika terapung massa jenis total kapal selam
lebih kecil dari air laut dan sewaktu tenggelam massa jenis total
kapal selam lebih besar dari air laut. Kapal selam memiliki tangki
pemberat yang berisi air dan udara. Tangki tersebut terletak di antara
lambung kapal sebelah dalam dan luar. Tangki dapat berfungsi membesar
atau memperkecil massa jenis total kapal selam. Ketika air laut
dipompa masuk ke dalam tangki pemberat, massa jenis kapal selam
lebih besar dan sebaliknya agar massa jenis total kapal selam
menjadi kecil, air laut dipompa keluar.
2. Balon Gas
Balon gas berisi gas helium. Gas
helium memiliki massa jenis yang lebih kecil dari udara, sehingga balon
gas bisa naik ke atas.
3. Air Minum Dingin di Dalam Lemari Es
Air yang jernih dapat juga mengandung
kapur, namun apabila dilihat langsung dengan mata tidak kelihatan.
Ketika air dingin massa jenis air lebih kecil dan terpisah dari kapur
sehingga kapur yang memiliki massa jenis lebih besar akan turun ke
bawah dan mengendap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar